Sifat Unsur Gas Mulia. Pada 1892, Lord Rayleight menemukan bahwa massa jenis gas nitrogen
yang diperoleh dari udara (1,2561 g L–1) lebih besar dari yang diperoleh
dari hasil penguraian senyawa nitrogen di laboratorium (1,2498 g L–1).
Dia menyimpulkan gas nitrogen dari udara mengandung gas lain. Untuk
mengetahui gas tersebut, Rayleight bersama-sama Illiam Ramsay
melakukan penyelidikan dengan cara mereaksikan gas nitrogen dari udara
dengan magnesium pada suhu tinggi menjadi padatan Mg3N2 dan
gas sisa yang tidak reaktif. Gas sisa selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung hampa udara dan dilewatkan muatan listrik bertegangan tinggi
hingga terpancar sinar yang berwarna merah-hijau.
Ramsay dan
Rayleight menyimpulkan bahwa gas sisa adalah unsur baru, disebut argon
(dalam bahasa unani argos, artinya malas). Mereka menduga bahwa argon
termasuk dalam kolom unsur baru pada tabel periodik, terletak antara
halogen dan logam alkali.
Setelah ditemukan gas argon, gas mulia
yang lain ditemukan. Ramsay menemukan bahwa di udara juga terdapat gas
mulia lain yang merupakan komponen utama matahari sehingga gas tersebut
dinamakan helium ( unani, helios, artinya matahari). Gas mulia
berikutnya yang ditemukan Ramsay adalah gas neon (neos, artinya baru),
kripton (kryptos, artinya tersembunyi), dan xenon ( enos, artinya
asing).
Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia
Pada pembahasan Ikatan Kimia di Kelas X , gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang terisi penuh:
He: 1s2
Ne: 1s2 2s2 2p6
Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Ne: 1s2 2s2 2p6
Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Selama
beberapa tahun, pandangan tersebut dijadikan acuan pada pembentukan
ikatan kimia. Menurut teori Lewis, gas mulia tidak reaktif sebab
memiliki konfigurasi oktet.
Gas Mulia | EI(kJ mol–1) |
He Ne Ar Kr Xe Rn | 2377 2088 1527 1356 1176 1042 |
Ketidakreaktifan
gas mulia juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar
energi ionisasi, makin sukar gas mulia membentuk senyawa. Gas helium dan
neon hingga saat ini belum dapat dibuat senyawanya.
Gas mulia
merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air akibat
terjebak di antara molekul air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam
air, sebab jari-jari atomnya terlalu kecil hingga dapat meninggalkan
air.
Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat dipadatkan,
kecuali helium. Gas helium hanya dapat dipadatkan pada tekanan sangat
tinggi, di atas 25 atm. Oleh karena gas helium merupakan gas yang
memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka gas tersebut
dapat digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu di bawah 10
K. Pada 4 K, gas helium menunjukkan sifat super fluida tanpa viskositas
disebut super konduktor, yaitu zat yang memiliki daya hantar listrik
tanpa hambatan dan menolak medan magnet. Daya hantar listrik helium pada
4 K, 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga.
Pembuatan dan Kegunaan Unsur Gas Mulia
Secara
komersial, semua gas mulia, kecuali helium dan radon diperoleh melalui
distilasi bertingkat udara cair. Perbedaan titik didih yang tinggi
memungkinkan gas-gas mulia di udara dapat dipisahkan. Gas mulia banyak
dipakai sebagai gas pengisi lampu pijar dan neon.
Hampir semua
gas mulia berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke
dalam tabung berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah
muda, kripton berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru.
Sumber
helium adalah gas alam. Helium memiliki titik didih paling rendah
sehingga banyak dipakai sebagai pendingin. Gas mulia juga dipakai
sebagai pelarut gas oksigen bagi para penyelam dan sebagai udara
atmosfer bagi pesawat ruang angkasa.
Oleh karena tabung yang
berisi gas mulia menghasilkan cahaya berwarna terang jika dilewatkan
loncatan bunga api listrik maka gas mulia banyak digunakan dalam alat
penerang. Lampu neon dari gas mulia banyak digunakan dalam papan
reklame. Helium dan nitrogen digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar.
Dalam
bola lampu, campuran gas tersebut mengkonduksi panas dari filamen
tungsten. Gas mulia juga digunakan dalam sejumlah sinar laser. Laser
dari neonhelium pertama kali dioperasikan sebagai gas laser yang
kontinu. Laser tersebut memancarkan cahaya merah dengan panjang
gelombang 632,8 nm.
Argon merupakan gas mulia terbanyak di udara, diperoleh dengan cara pemanasan udara kering dengan CaC2. Menurut cara ini, gas O2 dan N2 bereaksi dengan CaC2 dan menyisakan gas argon. Persamaan kimianya: Udara + 3 CaC2 →CaCN2 + 2CaO + 5 C + Ar
Senyawa Gas Mulia
Neil
Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia mengetahui
bahwa molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik [O2+][PtF6–]. Oleh karena energi ionisasi gas xenon (1,17 × 103 kJ mol–1) tidak berbeda jauh dengan molekul oksigen (1,21×103 kJ mol–1), Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat bereaksi dengan platina heksafluorida.
Pada
tahun 1962, Bartlett berhasil mensintesis senyawa xenon dengan rumus
XeF6 berwarna jingga-kuning. Selain itu, xenon juga dapat bereaksi
dengan fluor secara langsung dalam tabung nikel pada suhu 400°C dan
tekanan 6 atm menghasilkan xenon tetrafluorida, berupa padatan tidak
berwarna dan mudah menguap. Xe(g) + 2F2(g) →XeF4(s)
Sejak
saat itu banyak senyawa gas mulia yang dibuat dengan unsur-unsur yang
keelektronegatifan tinggi, seperti fluor dan oksigen.
Di
antara semua unsur gas mulia, baru kripton dan xenon yang dapat dibuat
senyawanya. Mengapa kedua gas mulia ini dapat membentuk senyawa?
Hal
ini berkaitan dengan jari-jari atom gas mulia. Pada tabel periodik,
jari-jari atom gas mulia makin ke bawah makin besar. Akibatnya, gaya
tarik inti terhadap elektron valensi makin berkurang sehingga atom-atom
gas mulia seperti xenon dan kripton lebih reaktif dibandingkan gas mulia
yang lain. Radon dengan jari-jari paling besar juga dapat bereaksi
dengan oksigen atau fluor, tetapi karena radon merupakan unsur
radioaktif menjadikan senyawa yang terbentuk sukar dipelajari.
Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan air akan terbentuk senyawa xenon yang lain. Persamaan kimianya:
2XeF2 + 2H2O →2Xe + O2 + 4HF
6XeF4 + 12H2O →2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O →XeOF4 + 2HF
6XeF4 + 12H2O →2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O →XeOF4 + 2HF
Xenon trioksida, XeO3 merupakan oksida xenon yang paling utama. XeO3 memiliki bentuk padat berwarna putih dan bersifat eksplosif. Akan tetapi, jika dilarutkan dalam air, sifat eksplosif XeO3 akan hilang sebab terbentuk senyawa asam ksenat, H2XeO4, yang bersifat oksidator kuat.
Xenon
trioksida dapat juga bereaksi dengan suatu basa, seperti NaOH membentuk
garam ksenat dan garam perksenat. Persamaan kimianya:
XeO3 + NaOH →NaHXeO4 (natrium ksenat)
4NaHXeO4 + 8NaOH →3Na4XeO6 + Xe + 6H2O
4NaHXeO4 + 8NaOH →3Na4XeO6 + Xe + 6H2O
No comments:
Post a Comment